LIPUTAN-MALUT.com
NEWS TICKER

Trans Maidi Nyaris Tenggelam, Tamparan Keras Terhadap Slogan Tidore Jang Foloi 

Senin, 15 Januari 2024 | 10:20 pm
Reporter:
Posted by: LIPUTAN MALUT
Dibaca: 495

TIDORE,Liputan-Malut.com- Tamparan keras terhadap moto Pemerintah Kota Tidore Kepulauan dengan slogan Tidore Jang foloi, betapa tidak ada satu dusun tepat berada di Oba Selatan dengan jumlah penduduk yang tidak sedikit berkisar 2 ribuh jiwa, mereka adalah warga transmigrasi, yang tidak lain adalah anak Desa Dari Desa Maidi Kecamatan Oba Selatan Kota Tidore Kepulauan,” Akui Fauzi salah satu warga transmigrasi Maidi ketika disambangi Media ini Sabtu (13/01/2024)

Fauzi mengatakan ada ribuan jiwa yang mendiami Daerah rawah yang dikelilingi genangan air yang tidak pernah surut meskipun musim kemarau, apalagi dimusim hujan terlihat mereka seperti hidup diatas rumah panggung diatas lautan, namun anehnya para petinggi Pemkot Tikep terkesen tidak terpikirkan dengan nasib warganya yang nyaris mengadaikan nyawanya untuk binatang buas seperti peredator buaya, karena hampir 90 persen daerah itu terendam air dan menjadi sarang predator ganas tersebut.

Fauzi mengaku kesal dengan Pemkot Tikep dan Pemerintah Desa Maidi karena pasca pembukaan trans Maidi sejak tahun 2010 hingga saat ini nasib mereka tidak pernah berubah karena selain jalan berlumpur, perumahan warga tergenang air,”Kesal Fauzi.

Menurutnya dampak buruk akibat tidak bisa bertahan hidup warga trans lantaran daerah penuh misteri karena selain menjadi sarang predator Buaya, akses pembangunan jalan pun tidak ada perhatian dari Pemkot Tikep hingga Pemerintah Desa, sehingga kurang lebih 1000 orang warga trans telah angkat kaki dari Dusun tersebut,”Akuinya

Bahkan ia bersama sejumlah masyarakat, beberapa tahun kalu pernah menggelar demonstrasi di Kantor Camat Oba Selatan hingga ke Kantor Walikota Tidore untuk meminta jatah pembangunan namun alhasil pasca tuntutan itu tidak tidak ada respon hingga saat ini,” Ujarnya.

“Sudah tercatat 4 orang warga menjadi korban gigitan predator Buaya, namun mereka semua selamat dengan kondisi luka serius seperti anggota tubuh kaki putus dan yang lain mengalami sobek pada bagian perut, ini akibat dari genangan air di lokasi trans yang tak pernah surut, apalagi musim hujan sudah tentu seanteru perkampungan disapuh bersih oleh banjir,”tutupnya. 

Fakta ini diakui Dula Kepala Desa Maidi, Dula ketika dikonfirmasi seputar nasib warganya yang terancam tersebut, ia mengaku sebagai pemerintah Desa merasa prihatin dengan nasib mereka, hanya saja dua mata anggaran Dana Desa maupun ADD tidak bisa di gelontorkan untuk pembangunan fisik di transmigrasi, sudah pernah dibahas dalam musyawarah, namun mendapat penolakan dari Dinas Transmigrasi Kota Tidore Kepulauan karena alasan Dinas Tarnsmigrasi, Dusun itu masih dibawah tangung jawab pihak Nakertrans. 

“Memang karena kondisi seperti itu sehingga banyak warga yang tinggalkan lokasi itu, termasuk saya juga dulu tinggal di transmigrasi tetapi skarang saya sudah keluar dari trans dan tinggal di Desa Maidi,”Akui Kades. 

Hingga berita diturunkan, pihak Dinas Transmigrasi belum berhasil dikonfirmasi seputar penderitaan warga di transmigrasi Maidi tersebut,” (Maun). 

Berita Lainnya

 

© 2020 liputan-malut.com. All Rights Reserved.

Redaksi - Tentang Kami - Pengumuman

Design by