Oleh : Muhammad Iksan Baskara
Kapitalisme adalah sebuah modal dan paham yang di miliki oleh seseorang atau kelompok-kelompok kecil, untuk bisa menjalankan kepentingan privatnya atau kelompok demi kemakmuran mereka. Dengan mengunakan cara yang rasional maupun irasional akan di lakukan.
Sedangkan dalam lingkungan terdapat Manusia, Hewan, Tumbuhan. Yang merupakan satu-kesatuan yang tidak bisa dilepas-pisahkan, sebab dalam ketiga mahluk hidup diatas saling membutuhkan, seperti manusia membutuhkan hewan dan tumbuhan agar bisa makan dan minum. Begitupun dengan hewan dan tumbuhan yang membutuhkan manusia agar bisa merawat. Tapi, ketiga makhluk hidup diatas tidak akan bisa hidup tanpa ada lingkungan yang sehat dan baik. Maka itu semua memiliki hubungan yang sangat erat dan tidak bisa di lepas pisahkan.
Perkembangan kapitalisme dari abad-abad yang lalu berkembang hingga masuk dan merembet ke dalam sistem Negara Indonesia, akibatnya berdampak besar di Mauku Utara kerusakan lingkungannya. sebab, Indonesia menjadikan Maluku Utara sebagai dapur bagi pembangunan kota-kota besar yang berada di Indonesia. Jika ditinjau dari sejarah tahapan kapitalisme, meluasnya perusakan lingkungan dan meningkatnya konsentrasi kepemilikan penguasaan sumber daya pada korporasi-korporasi besar, merupakan bagian dari proses globalisasi dengan liberalisme ekonomi sebagai ciri utamanya.
Mengenai hal ini apa yang dikatakan marx dan engels dalam manifesto komunis, pada akhirnya terbukti benar bahwa “kebutuhan akan pasar yang senantiasa meluas untuk barang-barang hasilnya menghalau kaum borjuasi ke seluruh muka bumi. Ia harus bersarang di mana-mana, berusaha di mana-mana, mengadakan hubungan di mana -mana”.
Sepaskah undang-undang cipta kerja di sahkan pada tahun 2020 lalu, ada 108 izin usaha pertambangan yang akan masuk dan merusak lingkungan yang berada di Maluku Utara. Yang sudah memiliki izin baru 13 izin usaha pertambangan. Ini akan membuat lingkungan yang ada di Maluku Utara akan hancur karena dibuat rusak oleh perusahan industri ekstra aktif.
Hadirnya pertambangan akan membuat kerusakan lingkungan di laut maupun di darat, sebab ada pembuangan limba di laut dan penggusuran lahan di darat. Membutuhkan analisa yang tajam mengenai dua lingkungan tersebut yakni lingkungan di laut maupun di darat.
Di laut ada berbagai macam ekologi yang akan rusak sebut saja ekologi mangrove, ekologi rumput laut, dan ekologi terumbu karang akan rusak jikalau pembuangan limba yang dilakukan oleh perusahan industri ekstra aktif. Ini berdampak pada manusia yang kesulitan mencari sumber makanan yakni ikan sebab, ikan-ikan akan pergi menjauh.
Maluku Utara adalah salah satu propinsi yang luas daratannya dengan luas lautannya, lautnya lebih besar. Ini akan berakibat buruk jikalau pembuangan limba terus menerus di lakukan. Sebab, abrasi terhadap pulau-pulau kecil akan terjadi karena jikalau kutub utara cair akan berakibat pasang surut air laut, jikalau di tambahkan dengan abrasi akibat dari pembuangan limba akan berakibat fatal.
Di darat pengrusakan lingkungan, penggusuran lahan, penebangan pohon, akan berdampak pada alam, manusia, hewan, dan tumbuhan sangatlah besar. Sebab, akan terjadinya banjir karena sudah tidak ada resapan air yang di lakukan oleh pohon. Hewan-hewan yang biasa hinggap di atas pohon sudah tidak lagi hinggap karena sudah tidak ada lagi pohon.
Dari pengrusakan lingkungan yang dilakukan oleh perusahan industri ekstra aktif akan berdampak terhadap manusia yang bekerja sebagai petani. sebab, lahan pertanian mereka sudah di buat rusak oleh perusahan industri ekstra aktif, kehidupan mereka sudah tidak akan terjamin lagi sosial budaya pun akan tergeser sebab tanah-tanah adat yang sudah di percaya bahwa itu keramat akan tergeser apabila hadirnya perusahan industri ekstra aktif.
Budaya lokal Maluku Utara akan hilang karena pengaruh dari budaya luar, yang di bawah oleh orang-orang kapitalis itu.
Kesehatan pun akan terganggu sebab, hadirnya perusahan industri ekstra aktif membuat polusi yang tidak baik, karena penebangan pohin telah dilakukan itu sebabnya udara sudah tak lagi segar seperti semula.
Kapitalisme mengubah paradigma masyarakat yang dulunya di kenal babari atau gotong royong sekarang lebih mengutamakan urusan pribadi. Sebab, membawa ajaran bahwa uang adalah segalanya sehingga budaya gotong royong pun telah hilang sejak kapitalisme masuk dalam dunia Maluku Utara. (**)