LIPUTAN-MALUT.com
NEWS TICKER

MENUJU REVOLUSI INDUSTRI 4.0 SEBUAH PELUANG ATAU TANTANGAN

Senin, 21 September 2020 | 9:46 am
Reporter: Samaun Alkatiri
Posted by: LIPUTAN MALUT
Dibaca: 655
Irfan Ilyas Mahasiswa Pasca Sarjana Universitas Negeri Jakarta

Atmosfir perubahan hubungan antara manusia mengalami perubahan yang cukup cepat  dengan hadirnya perkembangan teknologi. Perubahan dari sentuhan kulit face to face menuju kepada sentuhan layar screen to screen, relasi virtual dengan berbagai macam window dressing yang dijalankan secara otomatis dan  robotik.

Fase perubahan yang kemudian dikenal dengan Revolusi Industri 4.0, sebuah fase yang secara umum tentang otomatisasi dan pertukaran data dalam teknologi pabrik,robotic dan artificial intellegence.
Teknologi yang berkembang begitu cepat turut mempengaruhi kehidupan manusia disegala aspek, atmosfir yang  meniscayakan adanya perubahan mindset, cara kerja, dan pola membangun hubungan yang harmonis antar kelompok masyarakat maupun organisasi.

Berdasarkan laporan the Future of  jobs report, world Economic Forum, terdapat lima ketrampilan Sumber daya Manusia pada era revolusi industri 4.0 dalam rentang waktu 2015-2020. ketrampilan tersebut jika di urutkan yaitu complex problem solving, social skill, proces skill, system skill, dan cognitive abilities skill. Setelah tahun 2020 di perkirakan kemampuan kognitif cognitive abilities skill yakni kemampuan mengkonstruksi proses berpikir, termasuk mengingat, pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan  akan menjadi keterampilan yang paling dibutuhkan,  tentu terjadi pergeseran  dan selanjutnya diikuti system skills,serta ketrampilan lainnya. ketika terjadi pergeseran cognitive abilities skill dari posisi kelima menjadi pertama setelah tahun 2020 tentu  semakin menarik serta tantangan bagi Sumber daya manusia mengarungi era revolusi industri 4.0 tersebut.

Hal ini menunjukan bahwa, untuk menghadapi era revolusi industri 4.0  dibutuhkan Sumber daya manusia yang memiliki kemampuan kognitif cognitive abilities skill yang fleksibel, logika berpikir yang baik, sensitif terhadap masalah serta kemampuan lainnya.oleh karena memasuki era revolusi industri 4.0  memaksa manusia memasuki dua dunia, yaitu dunia rill dan dunia virtual  Internet of things yang merupakan ruh pada  era tersebut seakan mengkondisikan manusia secara personal dan komunal sangat bergantung pada dunia virtual, yang semakin hari semakin

complicated dan smart. Demikian jika tidak menjadikan Sumber daya manusia yang cerdas (smart) hadapi  era revolusi  industri 4.0 maka bisa jadi akan menjadi” korban pelengkap penderita”.pertanyaannya apakah kita mulai saat ini akan menjadi pelaku Sumber daya manusia era revolusi industri 4.0 yang cerdas atau menjadi korban pelengkap penderita? Jika pilihannya tetap sebagai korban, kemungkinan yang terjadi adalah kita yang rill sekarang ini bukan lagi memasuki dunia virtual, melainkan akan menjadi “ghoib” oleh karena eksistensi kita sir na dengan sendirinya serta  hilang dari peredaran dan peradaban dunia. Wallahuwallam bissawab. 

Berita Lainnya

© 2020 liputan-malut.com. All Rights Reserved.

Redaksi - Tentang Kami - Pengumuman

Design by Velocity Developer